Posts

Showing posts from February, 2018

grounding

Image
    Sistem grounding atau sering juga disebut dengan istilah pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya, sistem tenaga listrik tidak digrounding atau diketanahkan, karena ukurannya masih sangat kecil dan tidak membahayakan.      Setelah sistem tenaga listrik berkembang semakin besar, dengan tegangan yang semakin tinggi dan jarak jangkauan yang semakin jauh, sistem grounding mulai dikenal. Sistem ini sangat diperlukan, karena jika hal ini tidak dilakukan dapat menimbulkan potensi bahaya listrik yang sangat tinggi, baik bagi manusia, peralatan maupun sistem pelayanannya sendiri.      Sistem grounding adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan tanah hingga dapat mengamankan manusia dari bahaya sengatan listrik dan juga mengamankan komponen - komponen instalasi dari bahaya tegangan / arus abnormal. Oleh karena itu, sistem grounding menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik.      Sistem grounding tidak terba

faktor daya

     Semu lampu tabung ( discharge lamps ), lampu fluorescent , lampu merkuri dan lampu sodium, yang menggunakan ballast berupa reaktor atau trans for motor akan mengakibatkan terjadinya komponen arus tidak ber-watt, atau disebut daya buta ( KVAR ) dalam rangkaian semakin besar daya buta yang terjadi mengakibatkan semakin rendahnya faktor daya ( cos θ ) lampu.      Faktor daya dapat didefinisikan sebagai perbandingan arus yang dibutuhkan untuk kerja nyata ( KW ) terhadap arus total yang disupplay ( KVA ) atau dengan kata lain bahwa faktor daya adalah perbandingan daya nyata ( KW ) dengan daya semu ( KVA ) dinyatakan dalam persamaan dibawah ini : cos θ = daya nyata : daya semu   /   cos θ = KW : KVA      Faktor daya yang rendah akan mengakibatkan beberapa kerugian, yaitu : Dengan jumlah beban yang sama akan membutuhkan daya terpasang PLN ( daya semu / KVA ) yang lebih tinggi. Dengan jumlah beban yang sama akan membutuhkan penampang kawat yang lebih besar karena arus yang meng

Lampu TL (fluorescent)

Image
 Prinsip Kerja.     Lampu TL sering disebut juga lampu fluorescent. Pada dasarnya lampu TL termasuk dalam kelompok lampu merkuri tekanan rendah. Hal ini disebabkan kedalam tabung lampu fluorescent dimasukkan merkuri dan tekanan gas didalam tabung saat lampu bekerja adalah rendah hanya kira - kira 0,0039 alm, sedangkan tekanan gas dalam tabung lampu merkuri kira - kira 10 alm.      Lampu fluorescent tidak bekerja berdasarkan pemijaran filamen sebagaimana halnya dalam lampu pijar. Tetapi lampu ini menghasilkan cahaya berdasarkan terjadinya pelepasan elektron dalam tabung lampu. Konstruksi dan Rangkaian. A. Konstruksi tabung.      Konstruksi dari lampu fluorescent terdiri dari gelas dimana dinding bagian dalamnya dilapisi serbuk phospor sehingga tabung kelihatan berwarna putih susu. Bentuk tabung lampu ini ada yang memanjang dan melingkar.      Panjang tabung lampu bervariasi, tergantung besarnya daya, mulai dari panjang 35 cm untuk 65 watt. Pada kedua ujung tabung d

Penghantar Listrik

     Dalam sebuah instalasi listrik, penyaluran arus listrik dari panel ke beban maupun sebagai pengaman ( grounding ) pasti menggunakan penghantar listrik yang sesuai dengan penggunaannya. Ada 2 tipe penghantar listrik, antara lain : 1. Penghantar kawat.      Penghantar kawat adalah sebuah penghantar listrik yang tidak dibungkus isolasi pada bagian luarnya ( telanjang ) yang terbuat dari Cu, Al sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR. 2. Penghantar kabel.      Penghantar kabel adalah sebuah penghantar listrik yang terbungkus isolasi pada bagian luarnya. Penghantar kabel ada yang berinti tunggal ataupun berinti banyak, ada yang kaku maupun berserabut.      Penghantar kabel dapat dipasang diudara maupun didalam tanah, dan masing - masing digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam pemasangannya. Kabel instalasi yang biasa digunakan pada instalasi rumah tinggal untuk pemasangan tetap adalah kabel jenis NYM dan NTM. Pada penggunaanya, kabel NYA menggunakan pipa untuk mel

stop kontak

Image
     Stop kontak adalah suatu piranti atau alat listrik yang berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan sumber tegangan listrik yang diperlukan untuk alat listrik.      Cara pemasangan stop kontak ada beberapa ketentuan, antara lain : Kotak kontak dinding fasa satu harus dipasang hingga kontak netralnya ada disebelah kanan. Stop kontak pada dinding harus dipasang pada ketinggian kurang dari 1,25 meter dari atas lantai. Stop kontak yang dipasang dilantai harus tertutup. Pada satu titik kontak, hanya boleh dihubungkan satu kabel yang dapat dipindah - pindah. Kemampuan kontak - kontak harus sekurang - kurangnya sesuai dengan daya yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 Ampere.

cara menghitung daya listrik

Daya  : P = V.I Satuan Watt Keterangan : P : Daya listrik, satuan Watt ( W ). V : Tegangan listrik, satuan Volt ( V ). I : Arus listrik, satuan Ampere ( A ). VA : Volt Ampere = watt P = adalah daya aktif : watt S = adalah daya semu : VA Q = adalah daya reaktan : VAR Daya aktif adalah daya yang digunakan oleh konsumen dikalikan  cos θ faktor daya. Daya semu adalah daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik atau daya terpasang. Daya reaktan adalah daya yang timbul akibat beban reaktif, induktif dan kapasitif. 1 Fasa, P = V.I.cos θ     ( nyata )             S = V.I               ( semu )      Faktor daya = Rasio besarnya daya nyata yang kita manfaatkan terhadap daya semu yang dihasilkan daya semu. 3 Fasa, P = √3 . V . I .cos θ   ( nyata ) HP = Horse Power 1 HP = 746 Watt 10 HP = 7,46 KW atau 7460 Watt Contoh :      Motor listrik 3 θ pada Name Plate tertulis P = 10 HP. Berapakah MCB yang akan dipasang pada instalasi ?

Beban Listrik

     Menurut sifatnya beban listrik dibedakan menjadi 3, antara lain : a. Resistor ( R ), bersifat resistif. b. Induktor ( L ), bersifat induktif. c. Capasitor ( C ), bersifat kapasitif.      Beban listrik adalah piranti atau peralatan yang menggunakan atau mengkonsumsi energi listrik. Jenis beban listrik yang akan dibahas secara garis besar sebagai berikut : Untuk penerangan dengan lampu - lampu pijar, pemanas listrik, heater. Bersifat resistif ( R ). Untuk peralatan yang menggunakan motor - motor listrik ( lilitan kawat tembaga ) motor listrik, alat pendingin, frezer, kulkas. Bersifat induktif ( L ). Jika beban resistif diaktifkan ( nyala ) maka arus listrik pada beban ini segera mengalir sampai pada nilai tertentu ( sebesar nilai arus yang dibutuhkan ) dan dengan nilai tetap hingga konstan sampai pada piranti dimatikan. lain halnya dengan bahan induktif misalnya pada motor listrik. Begitu motor listrik dimatikan maka pada saat awal menarik arus yang besar tiga sampa